Cegah Buah Hati Kecanduan Gadget Dampaknya Bahaya

Hallo sahabatku, INFO GADGET DAN TEKNOLOGI, Kita jumpa lagi Pada Artikel ini. Pada hari ini , saya telah siap membagikan artikel sederhana buat anda. Yang anda baca kali ini dengan judul Cegah Buah Hati Kecanduan Gadget Dampaknya Bahaya, Kami berharap isi postingan Artikel Gadget, ini bisa bermanfaat buat kita semua.

Saran Artikel :



SURYA.co.id | SURABAYA - Di era modern ini semakin banyak orangtua yang membiarkan sang buah hati  bermain gawai atau gadget.

Bahkan sebagian para orangtua bahkan membelikan gawai untuk dipakai pribadi sang buah hati meski sebenarnya mereka belum cukup umur.

Jangan salah, ternyata memberikan kebebasan menggunakan gawai bagi anak akan menimbulkan efek buruk bagi masa depan mereka.

dr. Dewi Risca Sembiring SPKJ, dokter RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso yang berkesempatan mengikuti kegiatan di Surabaya, memaparkan hal mengagetkan.

Yah, di Bondowoso kini semakin banyak para orangtua berdatangan mengeluhkan buah hati mereka yang kecanduan gawai.

"Sebagian besar mereka punya gejala kecanduan ringan, namun kami sedang menangani kasus kecanduan berat 5 anak sekolah dasar. Di antara mereka punya gejala tidak mau makan dan tidur, juga tak mau bersekolah," jelas dr. Dewi, Senin (5/2/2018).

Dokter perempuan berambut panjang ini juga menjelaskan bahwa ada salah satu pasien SD, memiliki halusinasi membunuh sang orangtua.

"Jadi pasien itu mengalami halusinasi menjadi tokoh di game yang biasa dia mainkan. Di situ dia ingin membunuh orangtuanya, karena permintaannya membeli laptop tidak dituruti," kisah dr. Dewi.

Tentu kondisi mental ini tidak baik untuk anak. Bermain gawai boleh, namun ada waktunya.

Untuk menyembuhkan anak yang sudah terlanjur kecanduan, dr. Dewi menyarankan agar orangtua memberikan perhatian khusus pada anak.

Ajak anak bermain permainan yang melatih motorik yang lain.

"Atur waktu main gawai hanya 2 jam misalnya, selebihnya bermain permainan lain, buat kesepakatan dengan anak. Salah satu pasien saya, yang kecanduan berat itu gejalanya berkurang saat orangtuanya berkomitmen untuk kesembuhan sang anak, dengan mengambil cuti kerja dan meluangkan waktunya," terangnya.

Kebiasaan anak memainkan gawai lanjut dr. Dewi juga bisa didasarkan pada kurangnya perhatian yang orangtua berikan kepada anak.

"Jadi sekarang tergantung orangtua, anak bisa terganggu pertumbuhannya jika dibebaskan bermain gawai. Tidak hanya pertumbuhan secara mental tapi juga bisa jadi fisiknya juga," tutupnya.
Oh ya sebelum lanjut mungkin anda juga tertarik artikel berikut ini:

Saran Artikel :


Komentar

LC FOTOKOPI MELAYANI ;


SPONSOR